Pemuda itu terdiam di sana, menatap langit-langit kamar
kecilnya, khayalnya menenmbus atap yang menua itu, mencoba melayangkan imajinasinya
jauh menembus ruang dan waktu, menembus batas-batas rasional berpikir yang ia
bangun selama ini. Sebagian dirinya berimajinasi terlau jauh, membayangkan
dirinya melewati hari-hari yang indah bersama bagian dirinya yang hilang, bersama
tulang rusuknya. Imajinasinya semakin menggila, semakin liar, semakin jauh
menembus batas-batas rasionalnya, pemuda itu memimpikan sedang berkeliling
dunia dengan tulang rusuknya, memandang dengan penuh kasih sayang setiap inci
dari tubuhnya, memegang dengan lembut wajah yang selalu bersinar itu dengan
senyuman khas di bibir merahnya, suaranya yang merdu yang mapu meneduhkan
segala kegelisahan hati pemuda itu.
Di tengah imajinasi yang semakin liar seiring dentuman jarum
detik yang berputar, khayalnya tiba-tiba di haling oleh tembok yang sangat kuat
yang tak mampu di tembus khayalnya, imajinasinya seolah di jatuhkan dari tempat
yang sangat tinggi oleh kesadaran rasionalitasnya. Sebagian dirinya yang lain
sadar bahwa apa yang ia khayalkan mustahil untuk terjadi, perbedaan mereka
terlampau jauh, bagaikan langit ketujuh dengan dasar sumur bor. Tulang rusuknya
terlalu ideal, terlalu baik, terlalu sempurna untuk dirinya. Wanita yang
memiliki perangai yang baik, tutur kata yang lembut, jiwa yang teduh, hati yang
mendamaikan, paras yang elok, senyum yang memancarkan sinar kebahagiaan di
ujung bibir merahnya, berasal dari keluarga terpandang lagi kaya. Sementara pemuda
itu berasal dari keluarga yang sangat sederhana, satu-satunya kelebihan yang ia
miliki adalah terlalu banyak kekurangan, pikirnya mengecilkan diri. Pemuda itu
masih di sana, di kamar kecil dengan atap yang sudah menua di temani oleh
pikiran rasional dan imajinasinya yang liar. Entah sampai kapan peperangan itu
akan berakhir, ia pun tak tahu, bahkan siapapun yang menjadi pemenang diantara
keduanya tidak akan merubah kenyataan bahwa tulang rusuknya memang telah ada di
langit ketujuh sementara dirinya tetap berada di dasar sumur bor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar